Kita akan dibahas secara mendalam mengenai karakteristik khas dari para pelaku pasar kripto yang dikenal sebagai “Crypto Bros”. Mereka hadir dari berbagai lapisan usia, tak terikat oleh batasan generasi. Bahkan di usia 50-an, masih banyak yang aktif sebagai Crypto Bros. Mereka telah menjalani berbagai siklus dalam industri kripto, yang membentuk pandangan dan sikap mereka terhadap pasar.

Setelah melewati berbagai pengalaman, Crypto Bros tidak lagi terpengaruh secara emosional oleh fluktuasi pasar. Mereka telah melalui tahap kedewasaan di mana pemikiran mereka tentang pasar kripto telah berubah secara signifikan.

Kesadaran akan kejutan yang tak terduga di pasar kripto menjadi landasan pemikiran mereka. Mereka memahami bahwa dalam dunia ini, khususnya di industri kripto, kejutan adalah hal yang lazim. Jadi, mereka belajar untuk tidak menyalahkan kejutan tersebut, melainkan untuk mengantisipasinya.

Namun, tidak semua Crypto Bros memiliki pemahaman yang sama tentang pasar. Beberapa masih memiliki sedikit literasi tentang kripto dan sering kali mengikuti arahan orang lain tanpa pemahaman yang cukup. Namun, mentor kripto selalu siap memberikan bimbingan, dan penting bagi para pemula untuk belajar dari langkah-langkah yang diambil, bukan sekadar mengikuti tanpa pemahaman yang cukup.

Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) juga sering mewarnai perilaku para Crypto Bros. Mereka cenderung tergoda untuk terus-menerus terlibat dalam pasar kripto, tanpa mempertimbangkan risiko yang terlibat.

Namun, kesalahan juga sering terjadi dalam perjalanan para Crypto Bros. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Overconfidence: Merasa terlalu percaya diri padahal masih dalam tahap pemula. Hal ini bisa berujung pada keputusan trading yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk mendengarkan nasihat dari orang lain.
  2. Loss Aversion: Kecenderungan untuk tidak melakukan cut loss dan take profit, yang bisa berujung pada kerugian yang lebih besar.
  3. Paradox of Information: Terlalu banyak informasi namun kurangnya keberanian untuk mengambil tindakan yang tepat. Hal ini dapat mengakibatkan overthinking dan kebingungan dalam mengambil keputusan.
  4. Social Media Influence: Terlalu terpaku pada aktivitas media sosial, yang dapat mengganggu konsentrasi dan memperburuk FOMO.
  5. Gigantic Rebirth: Terjebak dalam siklus penggunaan leverage yang berlebihan, tanpa memperhitungkan risiko yang terlibat.

Untuk menjadi seorang Crypto Pro, diperlukan berbagai hal, antara lain:

  • Knowledge: Terus-menerus meningkatkan pengetahuan tentang pasar kripto melalui berbagai sumber, seperti buku, video modul, dan mentor.
  • Tools: Menggunakan alat-alat yang tepat untuk menganalisis pasar, seperti grafik dan data on-chain.
  • Experience: Melalui pengalaman dan latihan yang terus-menerus, baik dalam analisis teknikal maupun fundamental.
  • Mentality: Mengembangkan pola pikir yang lapang dan tahan terhadap tekanan pasar.
  • Execution: Menerapkan aturan dan strategi trading dengan disiplin, serta memanfaatkan peluang pasar secara efektif.

Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, para Crypto Bros dapat membangun fondasi yang kuat untuk sukses dalam dunia yang dinamis dan penuh tantangan dari pasar kripto.