Harga kripto Hedera (HBAR Coin) mengalami lonjakan tajam, melebihi 90 persen, setelah adanya kebingungan terkait pengumuman dari Blackrock yang disalahartikan oleh HBAR Foundation.

Pengumuman yang disalahartikan oleh HBAR Foundation menimbulkan kesan bahwa ICS US Treasury Fund milik Blackrock terlibat dalam proses tokenisasi pada blockchain Hedera, melalui kemitraan dengan Archax dan Ownera. Dampak dari kesalahpahaman ini adalah kenaikan harga token HBAR sebesar 96% dalam waktu 24 jam.

Namun, pendiri Cardano Ghost Fund DAO, Chris O’Connor, mengklarifikasi bahwa Blackrock sebenarnya tidak terlibat langsung dalam proses tokenisasi. O’Connor menyoroti cara pengumuman tersebut dibingkai, dan menekankan bahwa kesalahpahaman semacam itu dapat menimbulkan kegembiraan yang tidak beralasan di kalangan influencer kripto.

Meskipun terjadi kebingungan dan lonjakan harga sementara, nilai HBAR tetap turun lebih dari 69% dari nilai tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada September 2021. Hal ini terjadi meskipun jaringan Hedera berencana untuk memperkuat basis pengguna setelah mencatat 33 miliar transaksi pada tahun 2023.

Menurut data dari Coinmarketcap, pada Rabu (24/4/2024) malam, harga HBAR Coin adalah Rp 2.170, mengalami penguatan sebesar 51,58 persen dalam sehari terakhir.

Hedera adalah jaringan publik tingkat perusahaan yang paling banyak digunakan untuk ekonomi terdesentralisasi yang memungkinkan individu dan bisnis untuk membuat aplikasi terdesentralisasi (DApps) yang kuat.

Dilansir dari Coinmarketcap, Hedera dirancang untuk menjadi sistem yang lebih adil dan efisien, yang menghilangkan beberapa batasan yang dihadapi oleh platform berbasis blockchain, seperti kinerja yang lambat dan ketidakstabilan. Meskipun demikian, fluktuasi harga yang signifikan seperti ini menyoroti kerentanan pasar kripto terhadap informasi yang salah dan interpretasi yang salah dari pengumuman.