Trump Tarik AS dari Reformasi Pandemi Global, Washington D.C., Juli 2025 — Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, kembali membuat gebrakan kontroversial dalam kebijakan luar negeri setelah secara terbuka menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan ikut serta dalam inisiatif reformasi sistem kesehatan global pasca-pandemi yang digagas oleh sejumlah negara anggota PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pernyataan ini disampaikan dalam pidato politik di hadapan pendukungnya di Texas, sekaligus menegaskan posisi Trump yang tetap mengusung pendekatan “America First” bahkan di isu kesehatan internasional.
Latar Belakang Reformasi Pandemi Dunia
Sejak pandemi COVID-19 menghantam dunia pada 2020–2022, berbagai negara mulai mendorong reformasi besar-besaran terhadap tata kelola kesehatan global, termasuk peningkatan transparansi data, mekanisme pencegahan, pendanaan darurat, dan distribusi vaksin yang adil.
Sebagai respons, WHO bersama 194 negara anggota mulai merancang perjanjian pandemi internasional (Pandemic Accord) yang bertujuan mengoordinasikan upaya global dalam mencegah dan menangani pandemi masa depan.
Baca Juga : Netanyahu Masih Diburu! ICC Tolak Permintaan Israel Cabut Surat Penangkapan
🇺🇸 Alasan Trump Menolak Ikut Serta
Dalam pidatonya, Trump menyebut inisiatif tersebut sebagai:
“Sebuah upaya globalis yang akan mengorbankan kedaulatan Amerika demi kepentingan birokrasi internasional.”
Menurut Trump, Amerika Serikat tidak seharusnya tunduk pada badan-badan global seperti WHO, yang menurutnya “gagal total” dalam menangani pandemi sebelumnya. Ia juga mengklaim bahwa kerja sama internasional justru membebani ekonomi AS dan “mengambil hak pengambilan keputusan dari pemerintah nasional.”
Reaksi Dunia Internasional
Keputusan Trump menuai respons beragam dari berbagai negara dan lembaga internasional:
- Uni Eropa menyayangkan langkah tersebut dan menegaskan bahwa solidaritas global tetap menjadi kunci dalam menghadapi ancaman pandemi di masa depan.
- Kanada dan Australia tetap berkomitmen pada kerangka kerja pandemi global dan menyerukan agar AS mempertimbangkan kembali.
- China dan Rusia, meskipun tidak menentang secara langsung, menggunakan momen ini untuk memperluas pengaruh mereka dalam forum kesehatan global.
Sementara itu, WHO menyatakan bahwa “tidak ada negara yang bisa menang melawan pandemi sendirian.”
Implikasi bagi Amerika Serikat
Jika Amerika benar-benar menarik diri dari inisiatif reformasi ini, sejumlah dampak potensial bisa terjadi:
- Isolasi diplomatik dalam forum kesehatan global
- Kesulitan koordinasi distribusi vaksin dan bantuan internasional
- Menurunnya kepercayaan publik global terhadap kepemimpinan AS
- Meningkatnya dominasi negara lain dalam menyusun kebijakan global
Namun, kubu pendukung Trump berpendapat bahwa keputusan ini melindungi kepentingan nasional dan anggaran domestik.
Konteks Politik Dalam Negeri AS
Langkah ini dipandang sebagai bagian dari strategi kampanye Trump menjelang pemilu mendatang. Ia ingin menghidupkan kembali sentimen anti-globalisasi dan merebut dukungan pemilih konservatif yang merasa kebijakan internasional terlalu menguras sumber daya nasional.
Sebaliknya, kubu Demokrat dan sejumlah politisi moderat menilai keputusan ini berisiko tinggi dan “mengulang kesalahan masa lalu” saat AS menarik diri dari WHO di tahun 2020 sebelum akhirnya kembali bergabung di era Biden.
Kesimpulan
Keputusan Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat dari inisiatif reformasi pandemi global kembali membuka perdebatan tentang batas antara kedaulatan nasional dan solidaritas internasional. Di era di mana ancaman pandemi bisa muncul kapan saja, banyak pihak menilai bahwa kerja sama lintas negara tetap menjadi kebutuhan, bukan pilihan.
Namun, bagi Trump dan para pendukungnya, menjaga kontrol domestik tetap menjadi prioritas utama. Dunia kini menanti: apakah AS akan kembali ke meja kerja global, atau justru membangun jalurnya sendiri?