Karier Politik Mahathir Mohamad yang Dijuluki Soekarno Kecil

Profil Karier Politik Mahathir Mohamad

🇲🇾 Siapa Mahathir Mohamad?

Mahathir Mohamad adalah tokoh politik paling berpengaruh dalam sejarah modern Malaysia. Ia dikenal sebagai perdana menteri dengan masa jabatan terlama, serta sebagai pemimpin yang membawa perubahan besar dalam kebijakan ekonomi dan nasionalisme Malaysia.

Namun, yang menarik, ia pernah dijuluki “Soekarno Kecil” oleh banyak pihak. Julukan ini muncul bukan tanpa alasan—gaya pidatonya yang berapi-api, retorikanya yang nasionalis, serta sikap keras terhadap kekuatan Barat sering kali mengingatkan pada sosok Bung Karno, Presiden pertama Indonesia.


Baca Juga : Makin Mesra, Kim Jong Un Jor-joran Dukung Putin Perangi Ukraina

Awal Karier: Dari Dokter Jadi Politikus

Mahathir lahir pada 10 Juli 1925 di Alor Setar, Kedah, Malaysia. Ia menempuh pendidikan kedokteran di King Edward VII College of Medicine, Singapura.

Karier politiknya dimulai sejak muda:

  • Aktif di UMNO (United Malays National Organisation) sejak 1946
  • Terkenal karena buku kontroversialnya The Malay Dilemma (1970), yang kemudian dilarang di Malaysia namun memperkuat posisinya di UMNO
  • Dikenal sebagai kritikus keras Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman

Dengan sikapnya yang blak-blakan dan anti-kolonial, ia mulai mendapat panggilan sebagai “Soekarno Kecil”—sebuah penghormatan sekaligus tantangan bagi kepemimpinan saat itu.


Perdana Menteri Termuda di Eranya

Mahathir menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia untuk pertama kalinya pada tahun 1981, menggantikan Hussein Onn. Saat itu, ia menjadi PM pertama dari kalangan profesional (non-aristokrat) dan membawa gaya kepemimpinan baru: tegas, efisien, dan nasionalis.

Beberapa pencapaiannya selama periode pertama (1981–2003):

  • Mendorong industrialisasi besar-besaran melalui Malaysia Incorporated
  • Mendirikan proyek ambisius seperti Menara Kembar Petronas, Proton, dan Putrajaya
  • Menolak campur tangan IMF saat krisis ekonomi Asia 1997
  • Berani bersuara lantang terhadap Barat, terutama AS dan Australia

Gaya pidato dan sikapnya yang berani inilah yang terus menguatkan kesan “Soekarno Kecil” di mata publik, terutama di kalangan negara-negara tetangga.


Mundur, Kembali, dan Membuat Sejarah Lagi

Setelah pensiun pada 2003, Mahathir tetap vokal dalam berbagai isu nasional. Namun, karena kecewa dengan arah kepemimpinan setelahnya, ia kembali ke dunia politik di usia lanjut.

Fakta mengejutkan:

  • Pada 2018, ia mencalonkan diri lagi di usia 92 tahun
  • Memimpin koalisi Pakatan Harapan dan berhasil mengalahkan Barisan Nasional yang berkuasa selama 60 tahun
  • Resmi menjabat kembali sebagai PM Malaysia dari 2018–2020
  • Mencetak rekor dunia sebagai Perdana Menteri tertua di dunia

Peristiwa ini membuat dunia terkagum dan mempertegas statusnya sebagai tokoh legendaris.


Kenapa Dijuluki “Soekarno Kecil”?

Julukan “Soekarno Kecil” tidak diberikan sembarangan. Berikut beberapa alasan yang mendasarinya:

  1. Retorika Nasionalis
    Mahathir, seperti Soekarno, sering menggunakan pidato sebagai alat perjuangan dan penyadaran politik rakyat.
  2. Kritik terhadap Barat
    Ia tak segan menentang dominasi kekuatan asing, mirip dengan sikap anti-imperialisme Bung Karno.
  3. Simbol Perlawanan dalam Politik Regional
    Baik Mahathir maupun Soekarno di kenal sebagai pemimpin yang bersuara lantang di kancah Asia Tenggara.
  4. Karismatik dan Tegas
    Gaya bicaranya yang lugas dan tak bertele-tele menginspirasi banyak tokoh muda di kawasan Asia.

Warisan Politik dan Pengaruh Regional

Hingga kini, Mahathir tetap menjadi tokoh yang di hormati—baik oleh kawan maupun lawan. Ia mungkin bukan lagi menjabat sebagai PM, tapi pengaruhnya dalam membentuk wajah politik Malaysia modern tidak bisa di abaikan.

Banyak pemimpin muda ASEAN bahkan mengakui terinspirasi oleh gaya politik Mahathir yang berani, konsisten, dan nasionalis, sebagaimana mereka juga mengagumi Soekarno.


Kesimpulan: Soekarno Kecil, Pemimpin Besar

Mahathir Mohamad bukan hanya tokoh Malaysia, tapi juga ikon politik Asia Tenggara. Julukan “Soekarno Kecil” mencerminkan keberaniannya, kecintaannya pada bangsanya, dan peran besarnya dalam sejarah politik modern.

Meski generasi berganti, pengaruh Mahathir tetap hidup—dalam buku, pidato, dan jejak keberanian yang telah ia tinggalkan.


Kutipan:
“Jika Soekarno adalah suara revolusi Indonesia, maka Mahathir adalah gema kebangkitan Malaysia.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *