Pada 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memerintahkan AS untuk keluar dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) dengan alasan yang berkaitan dengan keberpihakan organisasi internasional tersebut terhadap Palestina. Keputusan ini menciptakan ketegangan internasional dan menjadi topik hangat di kalangan pengamat politik dan diplomasi dunia.
Alasan Keputusan AS Keluar dari UNESCO
Keputusan untuk menarik diri dari UNESCO berakar pada penolakan AS terhadap pengakuan Palestina sebagai negara anggota penuh dalam organisasi tersebut. Pada 2011, UNESCO memberikan Palestina status sebagai negara anggota, yang menimbulkan ketegangan antara AS dan negara-negara yang mendukung Palestina. Trump merasa bahwa UNESCO telah menjadi terlalu politis, dan ia menganggap langkah ini bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS yang lebih condong ke Israel.
Selain itu, alasan keuangan juga menjadi faktor penting dalam keputusan ini. AS selama bertahun-tahun menunggak pembayaran kontribusi mereka ke UNESCO, dan hal ini turut memperburuk hubungan antara AS dan organisasi tersebut.
Baca Juga : Trump Perintahkan AS Keluar dari UNESCO
Dampak Keputusan Ini terhadap UNESCO
Dengan keluarnya AS, UNESCO kehilangan salah satu penyumbang terbesar anggaran mereka. Meskipun demikian, negara-negara lain, seperti China dan Jepang, berusaha mengisi kekosongan tersebut untuk memastikan operasional UNESCO tetap berjalan. Keputusan ini juga memperburuk hubungan internasional AS dengan beberapa negara anggota yang mendukung Palestina.
Namun, meskipun kehilangan salah satu kontributor terbesar, UNESCO tetap berupaya melanjutkan tujuannya untuk mengedukasi dunia dan melestarikan warisan budaya manusia. Mereka terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya yang memiliki komitmen serupa.
Langkah-Langkah yang Ditempuh Setelah Penarikan Diri
Meskipun AS menarik diri dari UNESCO, mereka tetap berkomitmen untuk mendukung beberapa tujuan yang sejalan dengan misi UNESCO melalui saluran lain. Meskipun demikian, AS menegaskan bahwa mereka akan melanjutkan upaya mereka untuk mempromosikan pendidikan global dan pelestarian budaya, tetapi secara terpisah dari UNESCO.
Kesimpulan
Keputusan AS untuk keluar dari UNESCO pada 2025 mencerminkan ketegangan politik yang memengaruhi organisasi internasional. Meskipun dampaknya cukup besar, baik bagi UNESCO maupun hubungan internasional AS, organisasi ini tetap berupaya melanjutkan tujuannya tanpa AS. Namun, peristiwa ini menunjukkan bagaimana politik internasional bisa berdampak langsung pada kerjasama multilateral, khususnya dalam isu-isu yang sensitif seperti Palestina.