Mengapa Israel Dukung Kaum Druze dalam Konflik Suriah, Konflik di Suriah seolah tak pernah kehabisan dinamika. Selain perang saudara yang sudah berlangsung lebih dari satu dekade, kini muncul ketegangan baru antara komunitas Muslim Druze dan Arab Badui di wilayah selatan Suriah, khususnya di Provinsi Suwayda. Yang menarik, dalam konflik ini, Israel secara diam-diam menyatakan dukungan terhadap kelompok Druze, meskipun mereka merupakan bagian dari umat Islam minoritas.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa komunitas Druze itu? Dan kenapa Israel terlibat secara tidak langsung?
Siapa Kaum Druze?
Kaum Druze adalah kelompok minoritas religius yang berasal dari cabang Islam Ismailiyah, namun dengan ajaran dan praktik yang sangat tertutup. Mereka tersebar di Suriah, Lebanon, dan Israel. Meskipun jumlah mereka relatif kecil, Druze dikenal memiliki jaringan komunitas yang kuat dan sangat loyal terhadap wilayah tempat tinggal mereka.
- Di Suriah, mayoritas Druze tinggal di Provinsi Suwayda, dekat perbatasan Yordania dan Dataran Tinggi Golan.
- Di Israel, komunitas Druze justru dikenal setia dan pro-Zionis, bahkan banyak dari mereka menjadi tentara Israel.
- Di Lebanon, Druze adalah kekuatan politik tersendiri dan sering kali menjadi penyeimbang dalam sistem pemerintahan sektarian.
Awal Mula Konflik di Suwayda
Konflik di Suwayda tidak bermula dari agama, melainkan dari ketegangan sosial-ekonomi dan keamanan.
- Wilayah ini secara historis dikuasai oleh komunitas Druze.
- Namun dalam beberapa tahun terakhir, kelompok Arab Badui yang lebih nomaden mulai menetap dan berkembang di daerah tersebut.
- Terjadi bentrokan antara milisi lokal Druze dan suku Badui yang dituduh terlibat dalam penculikan, perampokan, dan penyelundupan narkoba.
Bentrokan yang tadinya bersifat sporadis, kini berkembang menjadi konflik bersenjata terorganisir.
Baca Juga : Makin Mesra, Kim Jong Un Jor-joran Dukung Putin Perangi Ukraina
Peran Israel: Kenapa Mendukung Kaum Druze?
Dukungan Israel terhadap komunitas Druze di Suriah bukan tanpa alasan. Beberapa faktor penting:
1. Hubungan Historis dengan Druze Israel
Israel memiliki hubungan militer dan politik erat dengan komunitas Druze di dalam negeri. Banyak warga Druze Israel mengabdi di militer dan intelijen, serta loyal terhadap negara.
2. Strategi Perbatasan Golan
Provinsi Suwayda berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel. Dengan mendukung Druze Suriah, Israel dapat:
- Menciptakan zona penyangga yang stabil
- Mencegah masuknya milisi pro-Iran atau kelompok ekstremis ke wilayah perbatasan
3. Upaya Pengaruh Regional
Dengan merangkul komunitas minoritas seperti Druze, Israel berupaya membangun sekutu non-Arab-Sunni di dunia Arab, terutama untuk menghadapi ancaman seperti Hizbullah atau Iran.
Reaksi Pemerintah Suriah
Rezim Bashar al-Assad menuduh bahwa dukungan Israel terhadap Druze adalah bentuk campur tangan asing, meski tidak ada bukti resmi keterlibatan militer Israel di medan perang. Namun demikian, Assad juga tak bisa mengabaikan komunitas Druze, yang selama ini relatif netral dalam perang saudara Suriah.
Situasi menjadi rumit karena:
- Pemerintah pusat tidak sepenuhnya mengendalikan Suwayda.
- Kelompok Druze membentuk milisi lokal yang menolak dominasi rezim maupun oposisi ekstremis.
- Konfrontasi dengan Arab Badui membuat posisi Druze makin defensif.
Peran Iran dan Rusia
Iran dan Rusia, dua sekutu utama rezim Assad, sejauh ini tidak terlalu aktif di wilayah Suwayda, karena fokus mereka lebih tertuju ke Damaskus, Idlib, dan Aleppo. Hal ini membuat kekuatan lokal seperti milisi Druze punya ruang gerak lebih bebas — yang secara tidak langsung dimanfaatkan Israel untuk menjalin kontak dan menawarkan dukungan logistik maupun intelijen.
Akankah Konflik Ini Meluas?
Meski saat ini konflik masih berskala regional, ada potensi eskalasi jika:
- Kelompok Badui memperoleh dukungan dari milisi pro-Iran atau ISIS
- Israel lebih terbuka dalam mendukung Druze
- Pemerintah Suriah mencoba masuk secara paksa ke Suwayda
Jika salah satu dari faktor ini terjadi, maka konflik lokal bisa berubah menjadi perang proxy baru di Suriah bagian selatan.
Kesimpulan: Politik Identitas, Strategi Wilayah, dan Kepentingan Lintas Batas
Konflik antara Druze dan Arab Badui di Suriah bukan sekadar perang suku atau agama. Ini adalah cermin dari ketegangan struktural di Timur Tengah, di mana minoritas, negara-negara besar, dan konflik lama bertabrakan dalam satu wilayah kecil.
Israel, dengan kepentingannya di Golan dan relasi dekat dengan Druze, memainkan peran diam-diam tapi signifikan dalam menjaga sekutu-sekutu kecilnya tetap bertahan di medan penuh intrik ini.