Menjelang Sidang PBB, Inggris dan Portugal Tegaskan Sikap untuk Palestina

Inggris dan Portugal Siap Akui Palestina di Sidang PBB

Dukungan internasional terhadap Palestina terus menguat. Menjelang Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2025, Inggris dan Portugal menyatakan kesiapan mereka untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Langkah ini menambah daftar panjang negara yang bergabung dalam barisan pendukung pengakuan diplomatik Palestina.

Sikap tegas kedua negara Eropa ini dinilai akan memperkuat momentum global, terutama setelah gelombang pengakuan serupa dari Spanyol, Irlandia, Norwegia, serta beberapa negara Eropa lainnya pada tahun sebelumnya.


Latar Belakang Status Palestina di PBB

Untuk memahami pentingnya langkah Inggris dan Portugal, perlu melihat kembali posisi Palestina di PBB:

  • Pada 1988, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mendeklarasikan kemerdekaan Palestina. Banyak negara langsung memberikan pengakuan.
  • Tahun 2012, Majelis Umum PBB mengesahkan Palestina sebagai non-member observer state. Status ini memberi Palestina ruang untuk berpartisipasi, namun tanpa hak suara penuh.
  • Hingga kini, Palestina belum menjadi anggota penuh PBB karena veto politik di Dewan Keamanan, meski mayoritas negara anggota mendukung.

Dengan latar belakang tersebut, setiap pengakuan baru dari negara besar Eropa dianggap sebagai dorongan signifikan.


Inggris dan Portugal: Perubahan Sikap yang Bersejarah

Selama beberapa dekade, Inggris dikenal hati-hati terkait isu Palestina. Hubungan erat dengan Israel dan kebijakan luar negeri yang konservatif membuat London enggan mengakui Palestina sepihak. Namun, tekanan publik, dinamika politik domestik, serta meningkatnya eskalasi konflik di Gaza telah mengubah sikap tersebut.

Portugal, sebagai bagian dari Uni Eropa, juga sebelumnya menunda pengakuan resmi. Akan tetapi, perkembangan geopolitik dan solidaritas kemanusiaan akhirnya mendorong Lisbon untuk menyatakan dukungan.

Pernyataan kedua negara menjelang Sidang PBB 2025 menandai babak baru dalam diplomasi Eropa terhadap konflik Israel-Palestina.


Alasan di Balik Pengakuan Palestina

Ada beberapa faktor yang mendorong Inggris dan Portugal mengambil langkah berani ini:

  1. Dukungan terhadap solusi dua negara
    Pengakuan dianggap sebagai jalan untuk mewujudkan solusi dua negara, yang lama diusulkan dalam perundingan internasional.
  2. Tekanan publik domestik
    Demonstrasi besar di London, Lisbon, dan kota-kota Eropa lainnya menunjukkan meningkatnya solidaritas masyarakat terhadap Palestina.
  3. Pertimbangan kemanusiaan
    Krisis kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat mendorong negara-negara Eropa mengambil sikap lebih jelas.
  4. Momentum global
    Setelah Spanyol, Irlandia, dan Norwegia, keputusan Inggris dan Portugal semakin menegaskan tren internasional ke arah pengakuan luas.

Implikasi di Sidang Umum PBB

Langkah Inggris dan Portugal diperkirakan membawa dampak besar di Sidang Umum PBB:

  • Dukungan mayoritas makin kuat
    Dengan bergabungnya dua negara Eropa, semakin banyak suara mendukung pengakuan Palestina. Saat ini, sekitar 147 negara dari 193 anggota PBB sudah memberikan pengakuan.
  • Tekanan pada negara-negara ragu
    Negara yang masih menahan sikap, seperti Jepang atau Amerika Serikat, akan menghadapi tekanan diplomatik lebih besar.
  • Efek domino di Eropa Barat
    Keputusan Inggris khususnya berpotensi memengaruhi negara sekutu lainnya untuk mengambil langkah serupa.

Dampak Diplomatik bagi Inggris dan Portugal

Meski mendapat pujian luas, keputusan ini juga berpotensi menimbulkan konsekuensi:

  • Hubungan dengan Israel
    Inggris dan Portugal kemungkinan menghadapi reaksi keras, termasuk penarikan duta besar atau pengurangan kerja sama bilateral.
  • Citra internasional meningkat
    Sebaliknya, langkah ini memperkuat citra mereka sebagai negara yang menjunjung tinggi hukum internasional dan hak asasi manusia.
  • Konsolidasi di Eropa
    Dengan semakin banyak negara Uni Eropa yang mengakui Palestina, posisi politik kawasan menjadi lebih solid.

Baca Juga: Daftar Negara Pengaku Palestina Terus Bertambah di PBB


Tantangan yang Tetap Ada

Walau dukungan makin meluas, sejumlah tantangan masih membayangi:

  • Veto Dewan Keamanan
    Amerika Serikat diyakini tetap akan menggunakan hak veto untuk menghalangi keanggotaan penuh Palestina.
  • Fragmentasi internal Palestina
    Perpecahan politik antara Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Hamas di Gaza kerap dijadikan alasan negara tertentu menunda pengakuan.
  • Keterbatasan efek praktis
    Pengakuan diplomatik tidak langsung mengubah realitas di lapangan, seperti kontrol wilayah atau situasi keamanan.

Harapan dan Arah ke Depan

Meski tantangan besar masih ada, langkah Inggris dan Portugal dipandang sebagai sinyal positif bahwa dukungan internasional bagi Palestina semakin kuat. Jika tren ini berlanjut, keanggotaan penuh Palestina di PBB bisa lebih dekat, meskipun masih harus melewati hambatan politik di Dewan Keamanan.

Lebih jauh, pengakuan dari negara-negara besar di Eropa berpotensi menciptakan momentum negosiasi baru antara Israel dan Palestina, serta membuka jalan bagi solusi jangka panjang.


Kesimpulan

Menjelang Sidang Umum PBB 2025, Inggris dan Portugal menegaskan sikap bersejarah dengan menyatakan kesiapan mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Keputusan ini menambah daftar panjang negara pengaku Palestina dan memperkuat tren global ke arah legitimasi diplomatik yang lebih luas.

Walaupun tantangan tetap ada, khususnya di tingkat Dewan Keamanan PBB dan kondisi politik internal Palestina, langkah ini memberikan harapan baru bahwa perjuangan rakyat Palestina tidak diabaikan dunia.

Dukungan dari Inggris dan Portugal menjadi bukti bahwa arus solidaritas internasional kian kuat, sekaligus menegaskan pentingnya diplomasi dalam mencari perdamaian yang berkeadilan.