Konflik Memanas, Jumlah Korban Mulai Bertambah
Kamboja Umumkan 13 Korban Jiwa dalam Perang Thailand, Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kini memasuki fase yang lebih mengkhawatirkan. Pada Sabtu (26/7/2025), Kamboja mengumumkan bahwa sebanyak 13 orang tewas dalam konflik perbatasan yang telah berlangsung selama dua hari terakhir.
Dalam laporan resmi pemerintah, disebutkan bahwa 8 dari 13 korban adalah warga sipil, termasuk dua anak-anak. Selain itu, lima korban lainnya merupakan personel militer Kamboja yang gugur saat bertugas.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Kamboja, jumlah ini kemungkinan bisa bertambah. Sebab, evakuasi masih terus berlangsung di beberapa titik yang sulit dijangkau korban perang.
Rincian Korban dan Situasi Terkini di Perbatasan
Wilayah terdampak paling parah berada di Provinsi Oddar Meanchey. Di daerah tersebut, terjadi baku tembak antara pasukan Thailand dan militer Kamboja.
Banyak warga sipil dilaporkan menjadi korban karena tinggal terlalu dekat dengan zona konflik. Beberapa rumah hancur terkena ledakan. Selain itu, beberapa warga mengalami luka serius dan sedang dirawat di rumah sakit militer terdekat.
Pemerintah Kamboja juga menyebutkan bahwa lebih dari 1.500 warga telah mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bahkan, beberapa desa kini nyaris kosong karena seluruh penduduknya mengungsi.
Baca Juga : Update Terbaru Konflik Thailand vs Kamboja, Ini Faktanya!
Reaksi Pemerintah dan Tuntutan Gencatan Senjata
Menanggapi jatuhnya korban, Perdana Menteri Kamboja langsung mengeluarkan pernyataan resmi. Ia mengecam keras serangan yang menyebabkan tewasnya warga sipil. Karena itu, pemerintah Kamboja kembali meminta gencatan senjata segera dari Thailand.
“Kamboja tidak menginginkan perang. Kami ingin perdamaian dan keselamatan rakyat kami,” tegasnya dalam konferensi pers.
Selain itu, Kamboja juga meminta PBB dan ASEAN untuk turun tangan agar konflik tidak semakin melebar.
Thailand Masih Belum Menanggapi Secara Resmi
Sementara itu, Thailand belum memberikan pernyataan balasan secara formal. Namun, media lokal menyebutkan bahwa pemerintah Thailand tengah memverifikasi informasi terkait korban dan situasi lapangan.
Militer Thailand masih siaga penuh di wilayah Provinsi Sisaket dan Surin. Bahkan, arus logistik militer terlihat meningkat di sekitar garis sengketa.
Meski begitu, sejumlah analis berharap Thailand akan segera merespons ajakan damai dari Kamboja. Terlebih, tekanan internasional mulai menguat.
Seruan dari Dunia Internasional Semakin Keras
Setelah data korban diumumkan, banyak negara mengecam meningkatnya kekerasan di kawasan. PBB menyatakan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban sipil. Selain itu, ASEAN mendorong pertemuan darurat untuk mencegah eskalasi.
Uni Eropa dan beberapa negara tetangga juga menyerukan agar kedua belah pihak segera melakukan gencatan senjata.
Penutup: Jalan Damai Masih Terbuka
Meski situasi masih memanas, harapan akan jalan damai belum sepenuhnya tertutup. Kamboja menunjukkan sikap terbuka terhadap dialog. Masyarakat internasional juga mulai mendorong penyelesaian damai.
Karena itu, semua pihak kini menunggu tanggapan dari Thailand. Jika diplomasi dimulai, maka kemungkinan besar korban tambahan bisa dihindari.