Latar Belakang Konflik
Gencatan Senjata Suriah, 940 Tewas di Sweida, Pada pertengahan Juli 2025, wilayah Sweida di Suriah selatan dilanda pertempuran hebat. Konflik ini melibatkan suku Bedu Sunni dan milisi Druze. Ketegangan meningkat pesat hingga melibatkan pasukan pemerintah Suriah.
Akibatnya, korban pun berjatuhan. Dilaporkan, sedikitnya 940 orang tewas, termasuk warga sipil, petempur dari kedua kelompok, dan pasukan pemerintah. Banyak dari mereka gugur akibat serangan langsung maupun pemboman yang terjadi selama bentrokan berlangsung.
Baca Juga : Bhutan Terapkan Pembayaran Kripto untuk Sektor Pariwisata
Campur Tangan Israel
Konflik di Sweida menarik perhatian global, terutama setelah Israel melakukan serangan udara ke wilayah tersebut. Militer Israel mengklaim target mereka adalah fasilitas militer Suriah yang mengancam komunitas Druze.
Namun, tindakan ini memicu ketegangan lebih lanjut. Pemerintah Suriah mengecam keras dan menyebut serangan tersebut sebagai bentuk agresi terhadap kedaulatan nasional. Situasi di lapangan pun semakin kompleks dan penuh ketidakpastian.
Gencatan Senjata Diumumkan
Pada 19 Juli 2025, pemerintah Suriah mengumumkan gencatan senjata nasional. Gencatan ini merupakan hasil mediasi diplomatik oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Turki, dan Yordania.
Sayangnya, walau gencatan di umumkan, bentrokan masih terjadi di sejumlah titik. Rumah-rumah warga terbakar, dan suara tembakan masih terdengar di daerah-daerah perbatasan konflik.
Krisis Kemanusiaan yang Memburuk
Selain korban jiwa, konflik ini juga memicu krisis kemanusiaan besar-besaran. Ribuan warga terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri. Fasilitas kesehatan di Sweida kewalahan menangani korban luka yang terus berdatangan.
Banyak warga kehilangan tempat tinggal, dan pasokan kebutuhan pokok semakin sulit di akses. Bantuan kemanusiaan sangat di butuhkan, terutama untuk anak-anak dan lansia.
Dampak Regional dan Kekhawatiran Internasional
Konflik Sweida tidak hanya berdampak lokal. Keterlibatan Israel dan ketegangan antar suku menimbulkan risiko meluasnya konflik ke negara tetangga. Ketegangan ini juga memperparah situasi di wilayah-wilayah sensitif yang berbatasan langsung dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan.
Sejumlah negara menyerukan penyelidikan atas kekerasan yang terjadi serta mendesak penghentian serangan dari semua pihak.
Kesimpulan
Konflik bersenjata di Sweida menunjukkan bahwa kedamaian di Suriah masih rapuh. Meski gencatan senjata telah di umumkan, kekerasan belum benar-benar berhenti.
Dengan jumlah korban tewas mencapai hampir seribu orang dalam waktu singkat, dunia internasional dihadapkan pada tantangan kemanusiaan dan diplomatik baru. Diperlukan kerja sama dan dialog dari semua pihak agar perdamaian yang berkelanjutan dapat terwujud.