Kebijakan Impor Trump vs ASEAN, Kebijakan dagang proteksionis yang diberlakukan oleh Donald Trump selama masa jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat (2017–2021) menimbulkan efek domino di berbagai belahan dunia—termasuk Asia Tenggara. Saat Trump menaikkan tarif impor, banyak negara ASEAN terkena imbasnya secara langsung maupun tidak langsung.
Lantas, negara mana di ASEAN yang paling terdampak? Untuk menjawabnya, kita perlu melihat struktur ekspor masing-masing negara dan seberapa bergantungnya mereka terhadap pasar Amerika Serikat.
Apa yang Dimaksud Tarif Impor Trump?
Selama pemerintahannya, Trump menerapkan kebijakan “America First” yang mendorong peningkatan produksi dalam negeri dan penekanan impor, khususnya dari negara-negara yang dianggap merugikan neraca perdagangan AS.
Sebagai akibatnya, tarif tinggi dikenakan terhadap:
- Produk baja dan aluminium
- Barang elektronik dan otomotif
- Produk manufaktur dan komponen industri
Kebijakan ini tidak hanya menyasar China, melainkan juga berdampak pada mitra dagang lain termasuk negara-negara di kawasan ASEAN.
Baca Juga : Prabowo Akan Hadiri Sidang Umum PBB di New York September 2025
Negara-Negara ASEAN yang Terdampak
Meskipun semua negara ASEAN memiliki hubungan dagang dengan Amerika Serikat, tingkat ketergantungan dan jenis produk yang di ekspor sangat bervariasi. Berikut penjelasannya:
🇻🇳 1. Vietnam: Terdampak Signifikan tapi Juga Diuntungkan
- Ekspor utama: Tekstil, alas kaki, elektronik, furniture
- Porsi ekspor ke AS: ± 30% dari total ekspor
- Efek kebijakan:
- Negatif: Beberapa komoditas kena tarif
- Positif: Pindahnya pabrik dari China ke Vietnam pasca perang dagang
Kesimpulan: Vietnam termasuk negara ASEAN yang paling terdampak, namun justru mendapat keuntungan struktural karena relokasi manufaktur.
🇹🇭 2. Thailand: Terkena Imbas pada Sektor Otomotif
- Ekspor utama ke AS: Kendaraan, suku cadang, makanan olahan
- Efek kebijakan:
- Tarif impor otomotif dan elektronik sempat menghambat ekspor
- Produsen lokal mencari pasar alternatif
Selain itu, Thailand memperkuat kerja sama dengan Jepang dan Uni Eropa untuk mengurangi risiko dari pasar AS.
🇵🇭 3. Filipina: Terdampak Terbatas, Tapi Tetap Terkait
- Ekspor utama ke AS: Semikonduktor, outsourcing jasa
- Efek kebijakan:
- Tidak terkena tarif langsung dalam jumlah besar
- Namun, terganggu akibat rantai pasok global (terutama yang melibatkan China dan AS)
Dengan kata lain, dampaknya lebih terasa secara tidak langsung.
🇮🇩 4. Indonesia: Efek Sedang tapi Tetap Relevan
- Ekspor utama ke AS: Produk tekstil, alas kaki, karet, pertanian
- Efek kebijakan:
- Beberapa produk di kenakan tarif tambahan
- Sempat kehilangan fasilitas GSP (Generalized System of Preferences) di era Trump
Namun demikian, Indonesia tetap mempertahankan hubungan dagang melalui ASEAN–USTR Dialog dan forum bilateral lainnya.
🇲🇾 5. Malaysia: Kena Dampak di Sektor Elektronik
- Ekspor utama ke AS: Elektronik, semikonduktor, karet
- Efek kebijakan:
- Beberapa komponen elektronik terkena tarif
- Rantai pasok ikut terganggu
Meski demikian, Malaysia termasuk responsif dalam melakukan di versifikasi pasar dan produksi.
Siapa yang Paling Terdampak?
Negara | Ketergantungan Ekspor ke AS | Tarif Langsung | Dampak Tidak Langsung | Skor Dampak* |
---|---|---|---|---|
Vietnam | Tinggi (±30%) | Ya | Ya | ⭐⭐⭐⭐⭐ |
Thailand | Sedang | Ya | Ya | ⭐⭐⭐⭐ |
Indonesia | Rendah–sedang | Ya | Ya | ⭐⭐⭐ |
Malaysia | Sedang | Ya | Ya | ⭐⭐⭐ |
Filipina | Rendah | Tidak signifikan | Ya | ⭐⭐ |
*Skor Dampak subjektif berdasarkan kombinasi tarif langsung, gangguan rantai pasok, dan ketergantungan ekspor.
Apa Dampaknya ke Depan?
Meskipun Trump sudah tidak menjabat, kebijakan tarif yang diberlakukannya masih berpengaruh hingga sekarang, terutama karena beberapa belum dicabut sepenuhnya. Jika Trump kembali ke kursi presiden pada 2025, potensi penguatan tarif bisa saja terjadi lagi.
Karena itu, negara-negara ASEAN mulai memperkuat:
- Diversifikasi pasar ekspor (ke Eropa, Timur Tengah, dan intra-ASEAN)
- Strategi hilirisasi industri
- Kerja sama regional seperti RCEP dan IPEF
Dengan langkah ini, mereka berupaya agar ketergantungan pada pasar AS tidak menjadi titik lemah dalam jangka panjang.