kekuatan militer Iran, Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, pernyataan terbaru dari militer Iran mengejutkan dunia. Teheran menyatakan bahwa mereka siap berperang melawan Israel selama 10 tahun penuh jika konflik memuncak menjadi perang terbuka.
Pernyataan ini tentu memancing perhatian global, terutama terkait sejauh mana kesiapan militer Iran dan bagaimana perbandingannya dengan kekuatan militer Israel.
Kekuatan Militer Iran: Strategi dan Persenjataan
1. Jumlah Personel Militer
Iran memiliki sekitar 580.000 personel militer aktif, ditambah lebih dari 200.000 cadangan. Sebagian besar kekuatan tempur dikerahkan melalui pasukan elite IRGC (Iranian Revolutionary Guard Corps).
2. Persenjataan Utama
- Rudal balistik jarak menengah: Shahab-3, Ghadr-110
- Drone tempur canggih: Shahed-136, Mohajer-6
- Artileri berat dan kendaraan lapis baja buatan dalam negeri
- Kapal perang kecil dan rudal anti-kapal untuk kawasan Teluk Persia
3. Kekuatan Khusus
Iran sangat mengandalkan strategi proxy war, memanfaatkan sekutu seperti Hizbullah (Lebanon), Houthi (Yaman), dan kelompok militan di Irak dan Suriah.
Selain itu, kemampuan perang asimetris dan siber Iran cukup ditakuti.
Baca Juga : Malaysia Tolak Calon Dubes AS Pro-Israel: Sebuah Tindakan yang Dianggap Penghinaan
🇮🇱 Kekuatan Militer Israel: Teknologi dan Efisiensi
1. Jumlah Personel
Israel memiliki sekitar 170.000 personel aktif, namun didukung lebih dari 465.000 pasukan cadangan yang sangat terlatih dan siap mobilisasi cepat.
2. Keunggulan Teknologi
- Sistem pertahanan udara Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow
- Drone pengintai dan tempur paling canggih di kawasan
- Jet tempur F-35 Lightning II buatan AS
- Reputasi tinggi dalam kemampuan intelijen dan perang siber
3. Kekuatan Nuklir
Walaupun tidak pernah secara terbuka mengakuinya, Israel diyakini memiliki 80–90 hulu ledak nuklir yang tersimpan di lokasi rahasia. Ini menjadi faktor pencegah utama terhadap serangan skala besar.
Siapa Lebih Unggul?
Secara teknologi dan aliansi global, Israel memiliki keunggulan, terutama karena dukungan penuh dari Amerika Serikat.
Namun, Iran memiliki kelebihan dalam hal jumlah personel, kekuatan regional, dan strategi perang tidak konvensional.
Jika perang benar terjadi dan berlangsung lama, Iran bisa memanfaatkan sekutunya di berbagai kawasan untuk menguras energi militer Israel secara bertahap.
Siap Perang 10 Tahun?
Iran mengklaim bahwa sistem pertahanannya telah dirancang untuk menghadapi konflik jangka panjang.
Namun demikian, berbagai analis mempertanyakan efektivitasnya dalam menghadapi serangan udara dan siber Israel yang dikenal sangat presisi.
Di sisi lain, Israel tidak menginginkan perang berkepanjangan karena dampaknya terhadap ekonomi dan stabilitas dalam negeri. Oleh sebab itu, kedua negara kemungkinan besar akan terus menggunakan pendekatan serangan terbatas, perang proksi, dan tekanan diplomatik.
Kesimpulan
Ketegangan Iran-Israel bukan sekadar soal kekuatan militer, tetapi juga pertarungan pengaruh geopolitik dan ideologi di Timur Tengah.
Meski Iran menyatakan siap tempur hingga 10 tahun, konflik skala penuh akan membawa dampak luas — tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas kawasan dan dunia internasional.
Dunia kini hanya bisa berharap agar diplomasi tetap menjadi jalur utama, bukan perang terbuka.