Diplomasi Ekonomi: Prabowo Akan Bertemu Presiden Komisi Eropa
Prabowo IEU-CEPA, Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Pertemuan tersebut akan difokuskan pada pembahasan lanjutan perjanjian perdagangan bebas IEU-CEPA (Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement).
Rencana kunjungan ini menandai langkah aktif Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama strategis dengan Uni Eropa, khususnya di bidang ekonomi dan investasi.
Apa Itu IEU-CEPA?
IEU-CEPA merupakan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa yang sudah dirundingkan sejak 2016. Tujuannya adalah untuk:
- Meningkatkan akses pasar antar kedua pihak
- Mengurangi tarif bea masuk berbagai produk
- Mendorong investasi langsung asing (FDI)
- Meningkatkan kerja sama di bidang sustainability, teknologi, dan tenaga kerja
Hingga pertengahan 2024, proses negosiasi masih berlangsung intensif dan belum mencapai finalisasi penuh.
Baca Juga : Temuan Awal Air India: Sakelar Bahan Bakar Terputus Sebelum Kecelakaan
Strategi Prabowo: Memperkuat Posisi Indonesia di Panggung Internasional
Pertemuan dengan Ursula von der Leyen dianggap sebagai bagian dari strategi di plomasi ekonomi Prabowo untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perjanjian multilateral. Selain itu, pertemuan ini juga mencerminkan komitmen pemerintah baru untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok global.
“Kami ingin memastikan bahwa IEU-CEPA berpihak pada kepentingan nasional dan membuka peluang sebesar-besarnya bagi pelaku usaha Indonesia,” ujar salah satu pejabat Kemenlu.
Isu Sensitif: Sawit dan Energi Bersih
Dalam negosiasi IEU-CEPA, ada beberapa isu krusial yang selama ini menjadi batu sandungan, antara lain:
- Diskriminasi terhadap produk sawit Indonesia
- Standar Uni Eropa terkait energi terbarukan dan emisi karbon
- Persoalan perlindungan data, hak kekayaan intelektual, dan investasi
Prabowo di prediksi akan membawa pendekatan yang tegas namun di plomatis untuk memperjuangkan kepentingan strategis Indonesia—khususnya agar komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kopi, dan produk pertanian bisa masuk lebih luas ke pasar Eropa.
🇮🇩 Arah Baru Diplomasi Ekonomi Indonesia?
Pertemuan Prabowo dengan pimpinan Uni Eropa juga menjadi sinyal bahwa diplomasi Indonesia akan makin aktif dan berorientasi hasil. Beberapa analis menilai, pemerintahan Prabowo-Gibran kelak akan mendorong kerja sama luar negeri berbasis manfaat konkret dan kemitraan strategis jangka panjang.
Selain Uni Eropa, Indonesia juga tengah memperkuat hubungan dengan mitra dagang lain seperti:
- Jepang (IJEPA)
- Korea Selatan (IK-CEPA)
- India
- Negara-negara Teluk (GCC)
Kesimpulan: IEU-CEPA, Ujian Awal Pemerintahan Baru
Pertemuan Prabowo dengan Presiden Komisi Eropa akan menjadi salah satu momen penting yang menandai arah kebijakan luar negeri dan ekonomi Indonesia ke depan. Jika perundingan IEU-CEPA bisa di dorong menuju finalisasi, maka ini akan menjadi warisan di plomatik awal yang kuat bagi Prabowo sebagai presiden terpilih.
Kini tinggal menunggu, apakah pertemuan bilateral ini akan memecah kebuntuan negosiasi dan membuka era baru perdagangan Indonesia–Eropa.
Kutipan:
“Kemitraan yang saling menguntungkan tidak hanya bicara ekspor-impor, tapi tentang kepercayaan dan visi jangka panjang.”