Ramalan Fiksi yang Viral, Pemerintah Jepang Angkat Bicara
Dalam beberapa hari terakhir, jagat maya diramaikan oleh isu ramalan bencana besar yang disebutkan dalam sebuah manga Jepang, yang dikaitkan dengan tanggal 5 Juli. Banyak pengguna media sosial, termasuk di Indonesia, mengutip panel manga yang menampilkan tanggal tersebut sebagai “hari kehancuran”. Isu ini menyebar cepat dan menimbulkan kekhawatiran, bahkan spekulasi tentang kemungkinan terjadinya bencana nyata.
Menanggapi kegaduhan tersebut, pemerintah Jepang secara resmi memberikan klarifikasi. Mereka menegaskan bahwa tidak ada indikasi ilmiah maupun prediksi resmi terkait bencana besar yang akan terjadi pada tanggal tersebut. Ramalan dalam manga disebut sebagai kebetulan semata, dan publik diminta untuk tidak mudah terpancing informasi fiksi yang viral di internet.
Awal Mula Isu Ramalan Bencana 5 Juli
Isu ini berawal dari cuplikan manga lawas berjudul The Japan Sinks 2020 dan beberapa karya fiksi lainnya, yang menyebutkan tanggal 5 Juli sebagai hari terjadinya gempa atau tsunami besar. Beberapa kreator konten di TikTok dan YouTube lantas menyebarkannya sebagai “ramalan akurat”, apalagi dengan sejarah Jepang sebagai wilayah rawan gempa.
Cuplikan tersebut dipotong dan diberi narasi spekulatif, seolah-olah manga tersebut memang memprediksi bencana nyata yang akan terjadi dalam waktu dekat. Hal inilah yang membuat banyak orang cemas dan mempertanyakan kebenarannya.
Pemerintah Jepang: Tidak Ada Ancaman Nyata
Melalui pernyataan resmi yang di sampaikan oleh Badan Meteorologi Jepang dan otoritas penanggulangan bencana, pemerintah menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada peringatan atau potensi bencana besar pada tanggal 5 Juli 2025. Mereka menyebut bahwa manga hanyalah karya fiksi yang seharusnya tidak di jadikan dasar prediksi bencana.
“Kami memahami bahwa informasi viral di media sosial bisa menimbulkan keresahan. Namun, penting bagi masyarakat untuk mengacu pada sumber resmi, bukan spekulasi dari karya fiksi,” ujar salah satu juru bicara pemerintah Jepang.
Baca Juga : RUU Trump Disahkan, Elon Musk Resmi Umumkan Partai Politik Baru
Pakar: Ramalan Fiksi Tak Bisa Jadi Patokan Ilmiah
Ahli seismologi dari Universitas Tokyo, Prof. Hiroshi Saito, juga angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa tidak ada metode ilmiah yang bisa memprediksi gempa secara akurat hingga ke tanggal tertentu. Ramalan dalam manga hanyalah hasil imajinasi kreator, dan tidak bisa di anggap sebagai acuan kejadian nyata.
“Karya fiksi memang sering mengambil inspirasi dari sejarah bencana. Tapi itu tidak berarti bisa meramal masa depan. Kita harus memisahkan hiburan dari ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Reaksi Netizen dan Masyarakat
Meski sudah ada klarifikasi resmi, sebagian netizen masih menyebarkan konten bernuansa mistis dan teoritis soal tanggal 5 Juli. Namun banyak juga warganet yang mulai bersikap kritis dan menyerukan untuk tidak menyebarkan ketakutan berlebihan.
Tagar seperti #MangaRamalan, #JepangKlarifikasi, dan #5JuliCumaFiksi pun mulai ramai di media sosial sebagai bentuk edukasi publik untuk memfilter informasi secara rasional.
Kesimpulan
Isu ramalan bencana 5 Juli yang beredar dari sebuah manga telah mendapat klarifikasi langsung dari pemerintah dan pakar di Jepang. Mereka menegaskan bahwa tidak ada dasar ilmiah yang mendukung klaim tersebut, dan publik di minta untuk tetap tenang serta mengikuti informasi dari sumber terpercaya.
Karya fiksi tetaplah fiksi. Meski menarik, kita harus bijak dalam menyikapinya—agar tidak jatuh dalam ketakutan yang tidak berdasar.