Kejutan dari Dua Kekuatan Besar Dunia
Putin dan Xi Jinping Absen BRICS, KTT BRICS terbaru yang digelar di Rusia menuai sorotan internasional. Bukan karena agenda pertemuan semata, tapi karena dua pemimpin besar — Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping — kompak tidak hadir secara langsung. Ketidakhadiran ini memicu spekulasi tajam tentang dinamika geopolitik terbaru di antara anggota BRICS.
Absennya dua figur sentral BRICS tersebut seolah menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi di balik layar. Apakah ini berkaitan dengan tekanan global, strategi diplomatik, atau justru manuver dalam tatanan dunia multipolar?
Putin Hadir Secara Virtual, Xi Kirim Delegasi
Meski KTT BRICS di gelar di Rusia, Presiden Putin hanya mengikuti acara secara virtual. Ia memberikan sambutan pembukaan lewat video dan tidak muncul langsung di lokasi konferensi. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama mengingat Rusia adalah tuan rumah KTT tahun ini.
Sementara itu, Presiden Tiongkok Xi Jinping benar-benar absen dan hanya mengirimkan delegasi tingkat tinggi sebagai perwakilan. Tidak ada pidato langsung dari Xi, baik secara langsung maupun daring, yang menambah kesan bahwa absennya bukan hal biasa, Putin dan Xi Jinping Absen BRICS.
Alasan di Balik Ketidakhadiran Mereka
Beberapa analis menyebut ketidakhadiran ini sebagai bentuk strategi diplomatik tertutup. Putin yang tengah menghadapi tekanan internasional akibat konflik Ukraina, mungkin memilih tampil terbatas agar tidak menambah sorotan negatif terhadap Rusia.
Di sisi lain, Tiongkok sedang menghadapi tekanan ekonomi dalam negeri dan ketegangan dagang dengan Barat. Ketidakhadiran Xi Jinping bisa jadi merupakan upaya menghindari konfrontasi langsung atau pertanyaan sensitif dari rekan BRICS lainnya, terutama dalam isu ekspansi anggota BRICS atau peran mata uang bersama.
Baca Juga : Ancaman Terbaru Iran: Serangan ke Israel Akan Dilanjutkan?
Dampak Ketidakhadiran terhadap BRICS
Ketidakhadiran dua tokoh utama ini memberi kesan bahwa solidaritas BRICS sedang diuji. Tanpa kehadiran Putin dan Xi, keputusan strategis BRICS berisiko kehilangan bobot politik dan simbolik yang selama ini menjadi kekuatan kelompok tersebut.
Meski para delegasi tetap menjalankan agenda seperti pembahasan perluasan anggota, kerja sama perdagangan, dan penguatan sistem keuangan alternatif terhadap dolar, namun absennya dua pemimpin utama membuat media internasional lebih fokus pada “ketidakhadiran” di banding hasil konkret pertemuan.
Spekulasi Tentang Koordinasi di Balik Layar
Beberapa pihak juga meyakini bahwa ketidakhadiran ini bukan bentuk penarikan diri, tetapi koordinasi diam-diam antara Moskow dan Beijing. Bisa jadi, mereka sedang menyusun strategi baru di luar forum terbuka BRICS, mengingat tekanan politik dan ekonomi dari negara-negara Barat semakin tinggi.
Koordinasi bilateral Tiongkok dan Rusia sendiri tetap berjalan kuat, terlihat dari pertemuan-pertemuan lain yang tetap di lakukan secara tertutup atau bilateral di luar sorotan media.
Kesimpulan
Ketidakhadiran Vladimir Putin dan Xi Jinping di KTT BRICS membuka banyak pertanyaan. Di tengah dinamika geopolitik yang semakin rumit, absennya dua tokoh besar ini justru memperlihatkan bahwa diplomasi global kini banyak di lakukan di balik layar. Apakah ini tanda retaknya BRICS atau justru manuver cerdas untuk menghindari eksposur? Jawabannya masih akan terus berkembang seiring waktu.