Dalam suasana penuh khidmat dan kaya akan nilai budaya, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi menyambut kehadiran Wisma Danantara dengan prosesi potong tumpeng. Acara yang berlangsung pada Selasa (25/6) di Jakarta ini menjadi simbol penting bagi kebangkitan nilai budaya dalam pembangunan nasional. Tak hanya itu, acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari lintas sektor.
Tradisi dan Simbol Rasa Syukur
Potong tumpeng bukan sekadar tradisi, tetapi juga simbol rasa syukur dan penghormatan terhadap leluhur. Dalam konteks ini, Presiden Prabowo menekankan bahwa budaya harus menjadi bagian tak terpisahkan dari arah pembangunan nasional. Oleh karena itu, kehadiran Wisma Danantara bukan hanya menjadi momen seremonial, melainkan juga pernyataan sikap bangsa.
“Ini bukan hanya peresmian bangunan. Ini adalah cara kita merawat semangat bangsa,” ujar Presiden Prabowo dengan tegas.
Selain itu, prosesi ini turut memperkuat pesan bahwa keberagaman budaya Indonesia patut di rawat, bukan di seragamkan.
Baca Juga : Luka Tak Kunjung Sembuh: Tragedi Pemerkosaan Mei 1998 yang Terlupakan
Wisma Danantara, Simbol Persatuan dalam Kebhinekaan
Wisma Danantara hadir sebagai pusat penguatan nilai kebangsaan dan tempat dialog lintas generasi. Tidak hanya itu, bangunan ini juga menjadi ruang terbuka bagi tokoh budaya, akademisi, pemimpin muda, dan tokoh adat untuk saling berbagi gagasan.
Menariknya, desain arsitektur Wisma Danantara menggabungkan unsur modern dengan detail budaya dari seluruh Nusantara. Dengan demikian, tempat ini bukan hanya fungsional, tetapi juga merepresentasikan identitas nasional yang beragam namun satu.
Budaya sebagai Pilar Ketahanan Nasional
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo juga menyampaikan bahwa ketahanan budaya adalah bagian penting dari ketahanan nasional. Selain aspek militer dan ekonomi, budaya membentuk karakter dan integritas bangsa.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa negara kuat tidak hanya di ukur dari pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, negara kuat adalah negara yang tidak kehilangan jati dirinya meski dunia terus berubah.
“Di tengah tantangan global, kekuatan budaya kita adalah fondasi utama bangsa,” tambahnya.
Sambutan Positif dari Tokoh Nasional
Tak hanya dari pemerintah, kehadiran Wisma Danantara juga di sambut baik oleh kalangan intelektual dan budayawan. Bahkan, beberapa tokoh menyebutnya sebagai simbol konkret bahwa negara kini serius merawat nilai-nilai kebangsaan.
Selain menjadi tempat berkumpul, Wisma ini di harapkan mampu menjadi laboratorium pemikiran dan pusat produksi kebijakan yang berakar pada budaya bangsa.
Penutup: Kebudayaan adalah Arah, Bukan Hiasan
Melalui prosesi potong tumpeng oleh Presiden Prabowo, bangsa Indonesia kembali di ingatkan bahwa budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga kompas moral dalam pembangunan. Wisma Danantara hadir tidak hanya sebagai bangunan fisik, namun sebagai ruang untuk menyatukan perbedaan menjadi kekuatan.
Oleh karena itu, langkah ini patut di apresiasi dan di jaga keberlanjutannya. Sebab, tanpa arah budaya yang kuat, pembangunan bisa kehilangan maknanya.